Tugas
Psikologi Kesehatan
Fobia
Karet Gelang (kasus)
Disusun oleh:
Hans Gelby Pramudya 2011-66-251
Lapadli pratama 2011-66-218
Fakultas Fisioterapi
Universitas Esa Unggul
Jakarta 2012
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Belakangan ini kita sering menjumpai beberapa orang disekitar kita seperti
melihat suatu hal atau fenomena, mereka akan mengalami rasa ketakutan yang
sangat luar biasa. Hal tersebut biasanya dikenal sebagai fobia dan biasanya jika
mereka mengalami fobia di depan umum, mereka akan menjadi bahan guyonan bagi
orang-orang disekitarnya. Sering kali fobia dianggap sebagai suatu keanehan
oleh orang-orang.
Pada kesempatan ini penulis akan membahas tentang fobia terhadap karet.
Subjek yang kita jadikan sampel merupakan salah satu dari mahasiswa Universitas
Esa Unggul. Dari wawancara yang kami lakukan, subjek mengatakan bahwa semua berawal
ketika subjek berusia 13 tahun. Ketika sedang makan mie subjek hampir menelan
karet gelang. Setelah kejadian tersebut subjek mengalami trauma. Sehingga ketika
melihat karet gelang ditarik berulang-ulang didepan subjek, maka subjek dapat
mengingatkan kejadian yang pernah dialami pada saat itu. Hal tersebut dapat membuat subjek mengalami mual dan
berkeringat. Jika melihat karet gelang yang ditarik terlalu lama dampaknya
adalah subjek akan muntah.
B.
Perumusan Masalah
Berdasarkan latar
belakang masalah yang telah dikemukakan diatas maka, rumusan masalah yang di
ajukan adalah :
·
Bagaimna awal mula sabjek mengalami
fobia terhadap kareet gelang ?
·
Bagaimana dampak yang dialami oleh
subjek setelah mengalami fobia ?
C.
Tujuan Makalah
·
Mampu melakukan analisis terhadap fobia
yang dialami subjek
·
Mengetahui sebab dan akibat yang dialami
oleh subjek
·
Mampu memberikan solusi kepada subjek
D.
Manfaat Makalah
·
Kesimpulan atau saran yang ditulis atau
dihasilkan dalam analisis ini dapat digunakan subjek untuk menghilangkan fobia yang diderita.
·
Makalah ini dapat digunakan sebagai
acuan untuk orang lain yang menderita fobia.
BAB II
Landasan Teori
Fobia adalah
ketakutan yang berlebihan yang disebabkan oleh benda, binatang ataupun
peristiwa tertentu. sifatnya biasanya tidak rasional, dan timbul akibat
peristiwa traumatik yang pernah dialami individu. Fobia juga merupakan
penolakan berdasar ketakutan terhadap benda atau situasi yang dihadapi, yang
sebetulnya tidak berbahaya dan penderita mengakui bahwa ketakutan itu tidak ada
dasarnya.
Fobia simpel: sumber binatang, ketinggian, tempat tertutup, darah. Yang menderita kebanyakan wanita, dimulai semenjak kecil. Agorafobia: kata yunani, agora=tempat berkumpul, pasar. Sekelompok ketakutan yang berpusat pada tempat-tempat publik: takut berbelanja, takut kerumunan, takut bepergian. Banyak wanita yang menderita ini dimulai pada masa remaja dan permulaan dewasa. Simtom: ketegangan, pusing, kompulsi, merenung, depresi, ketakutan menjadi gila. 90% dari suatu sampel: takut tempat tinggi, tempat tertutup, elevator.
Fobia simpel: sumber binatang, ketinggian, tempat tertutup, darah. Yang menderita kebanyakan wanita, dimulai semenjak kecil. Agorafobia: kata yunani, agora=tempat berkumpul, pasar. Sekelompok ketakutan yang berpusat pada tempat-tempat publik: takut berbelanja, takut kerumunan, takut bepergian. Banyak wanita yang menderita ini dimulai pada masa remaja dan permulaan dewasa. Simtom: ketegangan, pusing, kompulsi, merenung, depresi, ketakutan menjadi gila. 90% dari suatu sampel: takut tempat tinggi, tempat tertutup, elevator.
Fobia dibedakan menjadi dua jenis,yaitu:
a. Fobia Spesifik
Ketakutan berlebih yang disebabkan oleh benda, atau peristiwa traumatik tertentu, misalnya: ketakutan terhadap kucing (ailurfobia), ketakutan terhadap ketinggian (acrofobia), ketakutan terhadap tempat tertutup (agorafobia), fobia terhadap kancing baju, dsb.
b. Fobia Sosial
Ketakutan berlebih pada kerumunan atau tempat umum. ketakutan ini disebabkan akibat adanya pengalaman yang traumatik bagi individu pada saat ada dalam Kerumunan atau tempat umum. misalnya dipermalukan didepan umum, ataupun suatu kejadian yang mengancam dirinya pada saat diluar rumah.
Gejala
umum yang ditimbulkan:
1.
Berdebar diiringi dengan detak jantung yang cepat
Kecemasan
memicu otak untuk memproduksi adrenalin secara berlebihan pada pembuluh darah
yang menyebabkan detak jantung semakin cepat dan memunculkan rasa berdebar.
Namun dalam beberapa kasus yang ditemukan individu yang mengalami gangguan
kecemasan kontinum detak jantung semakin lambat dibandingkan pada orang normal.
2.
Rasa sakit atau nyeri pada dada
Kecemasan
meningkatkan tekanan otot pada rongga dada. Beberapa individu dapat merasakan rasa
sakit atau nyeri pada dada, kondisi ini sering diartikan sebagai tanda serangan
jantung yang sebenarnya adalah bukan. Hal ini kadang menimbulkan rasa panik
yang justru memperburuk kondisi sebelumnya.
3.
Rasa sesak napas
Ketika
rasa cemas muncul, syaraf-syaraf impuls bereaksi berlebihan yang menimbulkan
sensasi dan sesak pernafasan, tarikan nafas menjadi pendek seperti kesulitan bernafas
karena kehilangan udara.
4.
Berkeringat secara berlebihan
Selama
kecemasan muncul terjadi kenaikan suhu tubuh yang tinggi. Keringat yang muncul
disebabkan otak mempersiapkan perencanaan fight or flight terhadap stressor
5.
Tubuh gemetar
Gemetar
adalah hal yang dapat dialami oleh orang-orang yang normal pada situasi yang
menakutkan atau membuatnya gugup, akan tetapi pada individu yang mengalami
gangguan kecemasan rasa takut dan gugup tersebut terekspresikan secara
berlebihan, rasa gemetar pada kaki, atau lengan maupun pada bagian anggota
tubuh yang lain.
6. Tangan atau anggota tubuh menjadi dingin dan bekeringat
Beberapa istilah sehubungan dengan
fobia :
- agoraphobia - takut pada lapangan
- antlophobia — takut akan banjir.
- bibliophobia - takut pada buku
- cenophobia — takut akan ruangan yang kosong.
- claustrophobia - takut akan naik lift.
- dendrophobia - takut pada pohon
- ecclesiophobia - takut pada gereja
- felinophobia - takut akan kucing
- hydrophobia — ketakutan akan air.
- hyperphobia - takut akan ketinggian
- iatrophobia - takut akan dokter
- lygopobia - ketakutan akan kegelapan
- necrophobia - takut akan kematian
- panophobia - takut akan segalanya
- photophobia — ketakutan akan cahaya.
- ranidaphobia - takut pada katak
- uranophobia - ketakutan akan surga
- xanthophobia - ketakutan pada warna kuning
- arachnophobia - ketakutan pada laba-laba
- lachanophobia - ketakutan pada sayur-sayuran
BAB 3
Kesimpulan dan Saran
3.1
Kesimpulan
Fobia adalah
rasa takut yang berlebihan dan tidak wajar terhadap suatu benda, situasi, atau
kejadian tertentu, yang ditandai dengan keinginan untuk selalu menghindari
sesuatu yang ditakuti itu. Perbedaan fobia dengan rasa takut biasa adalah
sesuatu yang ditakuti oleh penderita fobia biasanya bukanlah obyek yang
menakutkan bagi sebagian besar orang normal. Melalui
analisa dan pengamatan yang kami lakukan sujek mendrita fobia karena faktor
trauma dan keterpaparan pada objek fobia.
3.2 Saran
Banyak hal yang dapat dilakukan
untuk mengatasi fobia, kami menyarankan untuk mengikuti beberapa metode yang
mendukung untuk menghilangkan fobia, antara lain :
1. Psikoterapi
Tujuan:
memberikan dukungan agar ia dapat mengurangi bahkan menghilangkan rasa cemas
dan takutnya.
2. Psikoanalisa.
Tujuan:
penderita dapat menggali penyebabnya akan tetapi hal ini membutuhkan waktu yang
panjang.
3. Desensitisasi
mendekatkan
benda atau keadaan yang menakutkan pada penderita mulai dari yang ringan hingga
yang paling.
4. Pembanjiran.
(kebalikan
dengan desensitisasi), dimulai dari yang paling menakutkan hingga yang paling
ringan.
5. Terapi Kimiawi
memberikan
obat anti cemas (Benzodiazepin) atau penenang ringan tetapi harus sesuai dengan
indikasi atau resep dokter.
6. Terapi Relaksasi dan HYPNOSIS atau
yang lebih dikenal dengan nama Hypnotherapy. Terapi ini memperkerjakan alam
bawah sadar dan mengistirahatkan jiwa sadar.
7. Teknik Persuasi.(Servo Power =
pemrograman prestasi, motivasi berkarier; Servo Therapy pemrograman
terapi individual; dan Servo Mediator = mediadi konflik). Teknik ini biasa
menggunakan kata atau sugesti positif.
DAFTAR PUSTAKA
diunduh tanggal 1 maret 2012 jam
13:30
diunduh tanggal 1 maret jam 15:00